Diet kimia


Memakan daging sering disebut “makan diujung rantai makanan”. Di alam ini terdapat rangkaian panjang pemakan; tumbuh-tumbuhan memakan sinar matahari, udara dan air, binatang memakan tumbuh-tumbuhan, binatang yang lebih besar atau manusia memakan binatang yang lebih kecil. Sekarang ladang-ladang di seluruh dunia di tangani dengan zat-zat kimia beracun berbentuk rabuk dan pestisida. Racun-racun ini sebagian berada di dalam tubuh binatang yang memakan rumput dan tumbuh-tumbuhan itu misalnya, ladang disemprot dengan pembunuh insek DDT, suatu zat kimia racun keras yang oleh para ilmuwan diduga sebagai penyebab kanker, sterilitas, dan penyakit lever yang serius. DDT dan pestisida sejenisnya itu dipertahankan di dalam tubuh binatang atau ikan, di dalam jaringan lemak, dan sekali tinggal di sana, sukar sekali dipecah, dan dikeluarkan. Demikianlah sapi yang memakan rumput yang terkena obat semprot itu akan tetap mempertahankan racun obat semprot itu di dalam lemaknya, dan apabila kita memakan dagingnya itu, berarti kita memakan seluruh konsentrasi DDT dan zat-zat kimia lain yang telah tertimbun selama kehidupan binatang itu. Makan pada ujung rangkaian makanan, manusia menjadi pemakan terakhir dan karena itu menjadikan penerima konsentrasi tertinggi racun pestisida. Dan sebenarnya daging mengandung 13 kali lebih banyak DDT dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan rumput. Ini sangat merusak bayi yang baru lahir, badannya yang kecil menerima seluruh konsentrasi racun dari ibunya yang memakan daging. Eksperimen yang dilakukan di Universitas Negeri I owa, USA menunjukkan bahwa kebanyakan DDT yang berada di dalam tubuh manusia berasal dari daging dan konsentrasi rata-rata DDT di dalam tubuh orang-orang vegetarian kurang dari setengah bagian pemakan daging. Tetapi proses peracunan daging berhenti di sini. Binatang-binatang pedaging dijejali dengan lebih banyak zat kimia lagi untuk memacu pertumbuhannya agar cepat menjadi lemak, memperbaiki warna dagingnya, dsb.

Agar dapat dihasilkan daging dengan keuntungan tertinggi, binatang dipaksakan untuk makan, disuntik dengan hormon untuk merangsang pertumbuhan, di rangsang untuk nafsu makan, obat antibiotika, sedativa, dan makanan yang dicampur zat kimia. Majalah New York Times melaporkan, kemungkinan bahaya besar yang mengancam kesehatan konsumen datang dari pencemar tersembunyi, sejenis bakteri, salmonela dan sisa-sisa bahan pestisida, nitrat, hormon, antibiotik dan zat-zat kimia yang lain. Banyak dari antara zat kimia ini telah dikenal sebagai penyebab kanker dan bahkan banyak binatang mati oleh zat kimia ini sebelum diangkut ke tempat pemotongan. Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak zat-zat kimia yang mengendap di dalam tubuh binatang dan ikan dapat menyebabkan kanker dan penyakit-penyakit yang lain, membuat cacat anak-anak di dalam kandungan, sangat berbahaya bagi wanita hamil dan anak-anak kecil. Demikianlah ibu-ibu yang hamil harus sangat berhati-hati terhadap makanan agar anak-anak yang baru lahir itu sehat jasmani dan mentalnya 🙂

1 Response so far »

  1. 1

    Tradesman said,

    What i don’t realize is actually how you’re now not
    actually much more well-preferred than you might be right now.
    You’re very intelligent. You know therefore significantly when it comes to this matter, made me personally consider it from numerous numerous angles. Its like men and women aren’t interested except it’s one thing to accomplish with Lady gaga! Your own stuffs great. Always take care of it up!


Comment RSS · TrackBack URI

Tinggalkan komentar